Dairi-Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kabupaten Dairi , Andi , mendorong penerapan politik berbasis gagasan yang berlandaskan program dan visi misi jangka panjang pada pemilihan kepala daerah (pilkada) 2024.
Berbicara politik tentunya sangat menarik, bahkan di ruang publik maupun di warung kopi sekalipun,tak ayal dipenuhi pembahasan mengenai hal tersebut.Namun, tidak semua kalangan setuju bahwa politik itu sesuatu yang menarik, justru masing-masing orang memiliki pandangan dan minat yang berbeda. Kenapa demikian, sebagian orang masih setuju dan berpandangan politik itu bukan sesuatu yang dapat mewujudkan kebahagiaan yang sama, justru sebagian orang berpendapat bahwa politik itu hanya sebuah alat kotor, bahkan tak jarang masyarakat cenderung anti dengan berbagai persoalan politik karena politik itu identik dengan korupsi.
Dalam kontestasi politik ini harus dibangun pendekatan-pendekatan karna ini sangat penting untuk memberikan edukasi politik yang lebih baik kepada masyarakat, sehingga masyarakat dapat memahami program serta rekam jejak calon pemimpin secara lebih komprehensif.
Andi menegaskan, penerapan politik berbasis gagasan juga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan daerah yang berkelanjutan, tanpa melupakan kearifan lokal.
“Kita harus menghidupkan perdebatan yang sehat di ruang-ruang publik agar masyarakat dapat mengetahui program-program calon pemimpin yang benar-benar menyentuh seluruh lapisan masyarakat,” ujarnya
Ia juga menyoroti bahwa sistem pemilihan kepala daerah selama ini masih minim gagasan politik. Menurutnya, banyak calon yang hanya fokus pada aspek prosedural tanpa menawarkan program nyata yang berdampak langsung pada masyarakat.
“Kami merasa penting untuk memberikan panggung kepada kontestan pilkada 2024 agar mereka bisa memaparkan program yang lebih konkret, bukan hanya janji manis,” katanya.
Menekankan pentingnya pendidikan politik yang baik, terutama bagi para elite politik yang memiliki posisi strategis. Menurutnya, tanpa pendidikan politik yang sehat, masyarakat akan terus terjerumus dalam kesalahan yang sama dalam memilih pemimpin.
“Pendidikan politik harus menjadi tanggung jawab bersama, karena kecerdasan politik publik sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas demokrasi,” katanya.
Selain itu, ia juga mengingatkan bahwa pilkada merupakan instrumen politik yang memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menyeleksi pemimpin yang bijaksana dan mampu menjaga amanat rakyat.
Dengan pendidikan politik yang rasional, ia berharap masyarakat dapat memilih pemimpin yang berorientasi pada masa depan dan kepentingan publik.
Ia juga mengkritisi fenomena politik pragmatis yang sering terjadi menjelang pilkada. Ia menyayangkan adanya politisi yang hanya memanfaatkan rakyat untuk mengumpulkan suara, tanpa benar-benar memahami makna dan fungsi politik yang sesungguhnya.
“Kepemimpinan yang bijaksana seharusnya berfokus pada kesejahteraan rakyat, bukan kepentingan pribadi atau kelompok tertentu,” tegasnya.
Selain mendorong politik berbasis gagasan, Andi juga menyoroti pentingnya pemberdayaan masyarakat di berbagai sektor, seperti pendidikan, pertanian, perikanan, peternakan, dan pariwisata. Menurutnya, pemetaan potensi daerah yang strategis dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) sangat penting untuk mencapai kemandirian ekonomi daerah.
“Pemimpin yang baik harus mampu melihat potensi masyarakat di berbagai sektor dan memastikan bahwa pembangunan berjalan secara berkelanjutan. Kesadaran bersama untuk membangun kemandirian ekonomi harus menjadi modal dasar dan sasaran utama,”(Satria)