-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

DIDUGA ADANYA DISKRIMINASI DOKTER RSUD KOTA MOJOKERTO, PASIEN MENINGGAL SETELAH DIPULANGKAN.

Saturday, September 14, 2024 | September 14, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-09-14T14:50:42Z


MOJOKERTO | Warga Kecamatan Magersari, Kelurahan Balongsari pasien inisial (B) 64th meninggal dunia setelah mendapat perawatan dari RS. Dr. Wahidin Sudiro Husodo kota Mojokerto. 


Diagnosis Dokter penyakit pasien DM ( Diabetes Melitus ) meningkat dan Hypertensi. Pasien dengan riwayat DM masuk rawat inap di RSUD Dr. Wahidin Sudiro Husodo pada Senin, 2/9 sekitar pukul 17.00 WIB. 


Pasien yang merupakan pensiunan rumah sakit tersebut menggunakan fasilitas Asuransi Kesehatan (ASKES). Namun diketahui dari pelayanan RSUD diduga adanya diskriminasi pelayanan dokter terhadap pasien. 


Pasien inisial (B) mendapatkan pelayanan rawat inap 4 hari berjalan. Keadaan pasien pada hari pertama dan kedua tidak banyak mengalami perubahan. Hari ke 3 dan 4 secara signifikan terdapat penurunan gula darah dari 380mg/dL sampai dengan 280mg/dL menurut keterangan keluarga pasien. 


Dihari ke-4 pasien dipulangkan oleh dokter yang dinyatakan sembuh dengan kondisi sadar. Satu hari pasien dirumah mengalami peningkatan gula darah sangat drastis, hingga dilarikan ke RS. EMMA Mojokerto


Berdasar keterangan keluarga pasien pada awak media SO, secara pelayanan rumah sakit dikatakan cukup baik, namun yang perlu di perhatikan ketidak profesionalan tenaga Dokter khususnya yang menangani pasien penyakit dalam inisail (R). 


"Kalo saya menilai secara pelayan tenaga keperawatan lumayan cukup baik. Namun secara pemeriksaan Dokter kami keluarga menilai ketidak profesionalan tenaga Dokter yang memeriksa orang tua kami. Bagaimana tidak kami menganggap kurang profesional Dokternya, orang tua saya diagnosanya gula darahnya tinggi 480mg sampai mengalami sesak nafas, itupun tidak di oksigen." Tutur AJK anaknya


"Tiap kali ada pemeriksaan dokter tidak di sampaikan dengan detail mengenai perkembangan sakit orang tua kami. Selama di rawat inap bapak saya mengalami sesak nafas sampai kakinya bengkak. Pemeriksaan dokter hanya fokus pada gula darah dan hypertensinya. Indikasi penyebaran penyakit lain tidak dilakukan. Seharusnya sebagai dokter spesialis lebih mengetahui dari pada orang awam seperti saya. 


"Dipulangkan pun hanya berasumsi sudah sehat karna selama dua hari gula darahnya turun. Padahal orang tua saya masih mengalami sesak pada pernapasan dan kakinya bengkak. Asumsi kami apakah pelayanan rawat inap ini hanya berlaku 3 hari karena menggunakan ASKES. 


Waktu di pulangkan pada Kamis, (5/9) sehari dirumah pada hari Jum'at malam bapak saya samakin parah sesak nafasnya. Malam itu kami berencana kembali ke RSUD namun bapak saya tidak mau, minta di bawa ke RS. EMMA alasannya layanan dokter RSUD tidak tepat. 


Kakak saya kurang lebih jam 01.00 WIB (Sabtu dini hari) melarikan bapak ke RS. EMMA. Sampai di IGD mendapat perawatan intensif khusus, kemudian masuk ke ruang ICU. Tim dokter menyampaikan pada keluarga agar banyak berdo'a karena kondisi bapak sangat kritis ada cairan masuk dalam paru-paru yang menjalar seluruh tubuh. Sekitar pagi pukul 06.00 WIB bapak saya menghembuskan nafas terhkir." Ringkas Keluarga


Dari hasil ringkas cerita yang di sampaikan pihak keluarga pada awak media SO akan mencoba menggali keterangan pada pihak RS. Wahidin Sudiro Husodo dan BPJS kota Mojokerto atas dugaan diskriminasi pelayanan SDM. 


Bersambung.

×
Berita Terbaru Update